PIDATO
TENTANG
CERITA
RAKYAT “BULUS SUMBER”
Dari
kota Kudus-Jawa Tengah
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Salam
sejahtera bagi kita semua
Yang
terhormat bapak Ibu dewan juri, teman-temanku yang sangat saya sayangi, serta
hadirin semua yang berbahagia.
Apa
kabar teman-teman...... Perkenankanlah saya berdiri dihadapan hadirin semua untuk menyampaikan
sebuah dongeng dari buku cerita rakyat dari kudus yang dikarang oleh Yudhoyono dan
Krismarmiati, yang berjudul “Bulus Sumber “.
Pada
suatu hari, sunan Muria akan pergi ke pati untuk menghadiri sebuah pertemuan
bersama Wali Songo yang membicarakan syiar agama Islam. Perjalanannya melalui
hutan belukar, sawah, sungai, rawa. Perjalanannya berlangsung vsiang dan malam,
Tiba-tba ........,ditengah persawahan terdengar suara yang aneh
krubyuk-krubyuk.
“Suara
apakah itu..??”
Mendengar
suara itu, para santri langsung mencari-cari sumber suara itu.
“Kanjeng
sunan, sebenarnya suara itu adalah suara dari langkah-langkah orang yang sedang
mencabuti padi.”
“Oh......
kukira suara bulus” kata Sunan Muria dengan lembut.
Tak
lama kemudian...., orang yang sedang mencabuti bibit padi berubah menjadi
bulus.
“
Mengapa kita berubah menjadi bulus....??’
“Mungkin
kita berdosa karena bekerja malam,”kata seekor bulus dengan sedih.
“itu
mustahil, siapa yang melarang kita bekerja malam-malam??”
‘Mungkin
Dewi Sri tak rela padinya dicabuti mala-malam”.
“tak
mungkin, kan disaat ita panen Dewi Sri pasti mendapat sesaji”
“Sudahlah,
kita berserah diri kepada Sang Pencipta, barangkali ini sudah takdir,”kata
bulus yang merasa bertanggung jawab”.
Akhirnya,
peristiwa itu menjadi buah bibir warga sekitar, Para warga bingung mencari
kesana kemari, ternyata teman-teman ...., peritiwa itu akibat ucapan Sunan
Muria. Kabar itu pun terdengar oleh para bulus, sehingga para bulus mencari
persembunyian yang aman.
Para
bulus pun berjanji akan memohon ampun kepada Sunan Muria di saat pulang dari
Pati.
Disaat
Sunan Muria lewat dipersawahan tersebut, para bulus berkata:
“kanjeng
Sunan, kami mohon ampun dan kembalikan kami
seperti manuasia layaknya”.
“wahai,
sanak kerbatku terimalah dengan sabar dan ikhlas peristiwa ini, dan
bertawakalah, ini adalah takdir kamu”.
“Namun,
apakah ini takdir kami, lantas bagaimana kehidupan kami....??
“hati
nurani Sunan Muria semakin pilu dan iba setelah mendengar permohonan itu”.
Kemudian,
Sunan Muria menancapkan tongkatnya ke dalam tanah, dan disaat tongkat dicabut
mancurlah air yang jernih.
“Disinilah,
tempat tinggal kalian dan kelak tempat ini ramai dengan nama ‘Desa sumber’ ,
dan tenanglah karena makanan akan datang dengan sendirinya’
Para
bulus pun berenang kegirangan, sehingga
tak tau jika Sunan Muria telah
meninggalkan-Nya dan mereka pun tak sempat
mengucapkan terima kasih.
Demikian
dongeng yang dapat saya sampaikan, dalam dongeng ini dapat diambil
kesimpulannya,
Pertama: sebaiknya orang bekerja pada
lazimnya, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan orang lain.
Kedua :
Takdir tuhan tentang kejadian di alam raya serba mungkin. Tak seorang pun dapat
mengelaknya.
Ketiga :
jangan mudah mengucapkan kata-kata yang kotor misalnya, memaki mencemooh,
karena dapat menimbulkan keciurigaan orang lain.
Oleh
karena itu, ingat 3 hal:
1. Milikilah
kata yang tidak pernah menyakiti
2. Milikilah
hati yang tidak pernah membenci
3. Milikilah
senyum yang ikhlas dan menyejukkan.
Terima
kasih, sampai jumpa di dongeng yang lain. Semoga kita menjadi anak yang berbudi
luhur. Amin....
Wassalamualaikum,
Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar