blog ini berisikan Info sharing tentang artikel-artikel pendidikan. hal ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi setiap orang pada umumnya dan kalangan praktisi pendidikan pada khususnya. penulis berasal dari kalangan pendidik di sebuah kota kecil bernama kota Kudus di provinsi Jawa Tengah - Indonesia
Selasa, 28 April 2015
media belajar anak
Pembelajaran di kelas merupakan hal yang penuh dengan cerita. terkadang pembelajaran di kelas begitu menyenangkan apabila suasana belajar kondusif dan menarik. namun ada kalanya juga pembelajaran di kelas menjadi kurang menyenangkan disaat suasana kurang kondusif dan menarik. untuk itu pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan akan menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap anak didik yang sedang mengikuti proses pembelajaran. berikut akan saya sertakan contoh foto-foto media pembelajaran yang barang kali akan membantu bagi setiap guru dalam menambah wawasan akan perkembangan Informatika sebagai penunjang media pembelajaran. semoga dapat bermanfaat bagi pendidikan di Indonesia....
https://djarumbeasiswaplus.org/berita/content/536/Peningkatan-Kualitas-Pendidikan-di-Kabupaten-Kudus-Melalui-Pembelajaran-Aktif,-Kreatif,-Efektif-dan-Menyenangkan-(PAKEM)/
KORUPSI MEMALUKAN HINGGA ANAK CUCU
CONTOH NASKAH PIDATO
KORUPSI
MEMALUKAN HINGGA ANAK CUCU
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Salam sejahtera
untuk kita semua.
Yang terhormat..
Bapak Ibu dewan juri, yang saya sayangi teman – temanku dan hadirin semua yang
berbahagia.
Marilah
kita selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan tidak pilih kasih
yang telah melimpahkan Rahmat dan Taufiqnya kepada kita semua, sehingga kita
dapat dipertemukan di tempat yang indah ini dalam keadaan sehat walafiat, segar
bugar dan cerah ceria.
Pada
kesempatan yang berbahagia ini. Perkenankan saya berdiri di sini untuk
menyampaikan hal yang sangat penting yaitu “ Korupsi Memalukan Hingga anak Cucu
“.
Hadirin yang
berbahagia ….
Tahukah apa yang
dimaksud korupsi ?
Teman…temanku
siapa yang tahu ?????...................... ( penjahat )
Betul …………..!
korupsi adalah penjahat . yaitu mengambil sesuatu yang bukan haknya ……!!,
sesuatu itu dapat berupa uang, barang atau yang lain !
Sedangkan orang
yang mengambil itu namanya koruptor
.
Saudara
….saudara dan hadirin semuanya ………
Tahukah apa akibat
dari korupsi ?????? sungguh sangat
memilukan dan memalukan. Bahkan mengerikan.
Mari
kita tengok saudara saudara kita yang hidup dalam kemiskinan, mereka bertempat
tinggal di kolong jembatan, tidur, makan, mandi di tempat yang tidak layak dan
membahayakan. Coba kita bayangkan !!!
Bagaimana andaikan
tiba-tiba di tengah malam dating banjir mereka pasti kalang kabut untuk
menyelamatkan diri. Terlambat sedikit, dia bisa celaka … maut akan merenggut.
Coba
andaikan uang Negara tidak dirampok oleh koruptor bisa untuk mengentaskan
saudara-saudara kita yang hidup di garis kemiskinan, yang tidak bisa sekolah,
karena tidak punya biaya, bisa untuk membiayaisaudara-saudara kita yang miskin
dan menderita sakit.
Pernahkan
hadirin semua dan teman-temanku melihat tayangan TV, tentang korupsi dan
akibatnya ?? tentunya kita semua geram !!.
sungguh sangat memalukan hingga anak cucu.
Inginkah
Negara Indonesia menjadi Negara yang kaya raya subur makmur ??
Tentunya hadirin
semua menginginkan . oleh karena itu kita harus berani memberantas korupsi. Dan
kita harus melatih diri kita sendiri supaya tidak menjadi pribadi yang korup
dengan cara :
1.
Tidak
menyontek
2.
Disiplin
dalam segala hal
3.
Jujur
( tidak suka berbohong ) dalam hati, dalam perkataan, dan perbuatan
Bila hal ini kita
lakukan niscaya Negara yang kita cintai ini akan terwujud kehidupan yang :
-
Gemah
ripah loh jinawi
-
Tata
tentrem kerta raharja
-
Subur
makmur
Serba
berkecukupan…
Mohon
para penegak hokum dapat memberi hukuman yang setimpal kepada para koruptor dengan cara memiskinkan koruptor.
Demikian
yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat, teriring do’a semoga para
koruptor insyaf dan sadar.
Niscaya Negara
Indonesia akan bebas dari koruptor amin….
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Kamis, 23 April 2015
Contoh pidato cerita rakyat dari Kudus - Jateng
PIDATO
TENTANG
CERITA
RAKYAT “BULUS SUMBER”
Dari
kota Kudus-Jawa Tengah
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Salam
sejahtera bagi kita semua
Yang
terhormat bapak Ibu dewan juri, teman-temanku yang sangat saya sayangi, serta
hadirin semua yang berbahagia.
Apa
kabar teman-teman...... Perkenankanlah saya berdiri dihadapan hadirin semua untuk menyampaikan
sebuah dongeng dari buku cerita rakyat dari kudus yang dikarang oleh Yudhoyono dan
Krismarmiati, yang berjudul “Bulus Sumber “.
Pada
suatu hari, sunan Muria akan pergi ke pati untuk menghadiri sebuah pertemuan
bersama Wali Songo yang membicarakan syiar agama Islam. Perjalanannya melalui
hutan belukar, sawah, sungai, rawa. Perjalanannya berlangsung vsiang dan malam,
Tiba-tba ........,ditengah persawahan terdengar suara yang aneh
krubyuk-krubyuk.
“Suara
apakah itu..??”
Mendengar
suara itu, para santri langsung mencari-cari sumber suara itu.
“Kanjeng
sunan, sebenarnya suara itu adalah suara dari langkah-langkah orang yang sedang
mencabuti padi.”
“Oh......
kukira suara bulus” kata Sunan Muria dengan lembut.
Tak
lama kemudian...., orang yang sedang mencabuti bibit padi berubah menjadi
bulus.
“
Mengapa kita berubah menjadi bulus....??’
“Mungkin
kita berdosa karena bekerja malam,”kata seekor bulus dengan sedih.
“itu
mustahil, siapa yang melarang kita bekerja malam-malam??”
‘Mungkin
Dewi Sri tak rela padinya dicabuti mala-malam”.
“tak
mungkin, kan disaat ita panen Dewi Sri pasti mendapat sesaji”
“Sudahlah,
kita berserah diri kepada Sang Pencipta, barangkali ini sudah takdir,”kata
bulus yang merasa bertanggung jawab”.
Akhirnya,
peristiwa itu menjadi buah bibir warga sekitar, Para warga bingung mencari
kesana kemari, ternyata teman-teman ...., peritiwa itu akibat ucapan Sunan
Muria. Kabar itu pun terdengar oleh para bulus, sehingga para bulus mencari
persembunyian yang aman.
Para
bulus pun berjanji akan memohon ampun kepada Sunan Muria di saat pulang dari
Pati.
Disaat
Sunan Muria lewat dipersawahan tersebut, para bulus berkata:
“kanjeng
Sunan, kami mohon ampun dan kembalikan kami
seperti manuasia layaknya”.
“wahai,
sanak kerbatku terimalah dengan sabar dan ikhlas peristiwa ini, dan
bertawakalah, ini adalah takdir kamu”.
“Namun,
apakah ini takdir kami, lantas bagaimana kehidupan kami....??
“hati
nurani Sunan Muria semakin pilu dan iba setelah mendengar permohonan itu”.
Kemudian,
Sunan Muria menancapkan tongkatnya ke dalam tanah, dan disaat tongkat dicabut
mancurlah air yang jernih.
“Disinilah,
tempat tinggal kalian dan kelak tempat ini ramai dengan nama ‘Desa sumber’ ,
dan tenanglah karena makanan akan datang dengan sendirinya’
Para
bulus pun berenang kegirangan, sehingga
tak tau jika Sunan Muria telah
meninggalkan-Nya dan mereka pun tak sempat
mengucapkan terima kasih.
Demikian
dongeng yang dapat saya sampaikan, dalam dongeng ini dapat diambil
kesimpulannya,
Pertama: sebaiknya orang bekerja pada
lazimnya, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan orang lain.
Kedua :
Takdir tuhan tentang kejadian di alam raya serba mungkin. Tak seorang pun dapat
mengelaknya.
Ketiga :
jangan mudah mengucapkan kata-kata yang kotor misalnya, memaki mencemooh,
karena dapat menimbulkan keciurigaan orang lain.
Oleh
karena itu, ingat 3 hal:
1. Milikilah
kata yang tidak pernah menyakiti
2. Milikilah
hati yang tidak pernah membenci
3. Milikilah
senyum yang ikhlas dan menyejukkan.
Terima
kasih, sampai jumpa di dongeng yang lain. Semoga kita menjadi anak yang berbudi
luhur. Amin....
Wassalamualaikum,
Wr.Wb.
Rabu, 22 April 2015
Pentingnya Pendidikan Berkarakter di Indonesia
Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi
sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai
aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog,
dan gelar wicara di media elektronik. Selain di media massa, para pemuka
masyarakat, para ahli, dan para pengamat pendidikan, dan pengamat sosial berbicara
mengenai persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum seminar, baik
pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di
masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,
perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn politik yang
tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa,
seminar, dan di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan
seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan
hukum yang lebih kuat.
Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk
mengatasi, paling tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yang
dibicarakan itu adalah pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang
bersifat preventif karena pendidikan
membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang
bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi
muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab
berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari
pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi
memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat.
Pendidikan
adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta
didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam
mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh
pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh
karena itu, pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi
generasi muda dan juga proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan
budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi
dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian
mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang
lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Atas
dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat
strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang.
Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang
sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat
suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah;
oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah,
melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya
sekolah.
Pendidikan
budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan
yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi
atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan
budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang
berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan
nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
A.
Fungsi
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
1.
pengembangan:
pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi
peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya
dan karakter bangsa;
2.
perbaikan:
memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab
dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan
3.
penyaring:
untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
B. Tujuan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Tujuan
pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
1. mengembangkan
potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang
memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
2. mengembangkan
kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan
nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
3. menanamkan
jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus
bangsa;
4. mengembangkan
kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan
kebangsaan; dan
5. mengembangkan
lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh
kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh
kekuatan (dignity).
C.
Nilai-nilai
dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Nilai-nilai
yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini.
1. Agama:
masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan
individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan
kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada
nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka
nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada
nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
2. Pancasila:
negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada
Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat
dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai
yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan
seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki
kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya
sebagai warga negara.
3. Budaya:
sebagai suatu kebenaran bahwa
tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai
budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam
pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota
masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat
mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter
bangsa.
4. Tujuan
Pendidikan Nasional: sebagai rumusan
kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh
berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan
nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara
Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang
paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Berdasarkan
keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan
budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini.
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa
NILAI
|
DESKRIPSI
|
1. Religius
|
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
lain.
|
2. Jujur
|
Perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
|
3. Toleransi
|
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
|
4. Disiplin
|
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
|
5. Kerja Keras
|
Perilaku yang menunjukkan
upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
|
6. Kreatif
|
Berpikir dan melakukan
sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
|
7. Mandiri
|
Sikap dan perilaku yang
tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
|
8. Demokratis
|
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
|
9. Rasa Ingin Tahu
|
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
|
10. Semangat Kebangsaan
|
Cara berpikir, bertindak,
dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
|
11. Cinta Tanah Air
|
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
|
12. Menghargai Prestasi
|
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
|
13. Bersahabat/
Komuniktif
|
Tindakan yang memperlihatkan
rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
|
14. Cinta Damai
|
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
|
15. Gemar Membaca
|
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
|
16. Peduli Lingkungan
|
Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi.
|
17. Peduli Sosial
|
Sikap dan tindakan yang
selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
|
18. Tanggung-jawab
|
Sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya
dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),
negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
|
Tradisi Budaya Dandangan yang ada di kota Kudus-Jateng
Pekan Dandangan yang
digelar di sekitar kawasan Menara jelang bulan puasa diharapkan dapat menjadi
momentum bagi semua pihak khususnya pemerhati sejarah dan kebudayaan Kota
Keretek, untuk merefleksi sisi kultural dan religi peninggalan Sunan Kudus.
Salah satunya, yakni merekonstruksi sejarah berdirinya Kabupaten Kudus.
Momentum Dandangan tahun ini akan sangat berarti jika mampu menghasilkan penelusuran sejarah dan nilai budaya peninggalan Kanjeng Sunan Kudus yang belum tergali.
Bukan hanya pelurusan sejarah berdirinya Kudus, namun juga nilai-nilai mulia, seperti bagaimana merefleksikan gaung tipologi wong Kudus yang masyhur dengan Gus Jigang (Bagus Pekerti, tekun mengaji, dan ulet berdagang ), serta mempublikasikan kekayaan warisan budaya Kudus, misalnya mengeksplorasi artefak di sekitar Menara yang belum semuanya terbaca beserta maknanya.
Momentum Dandangan tahun ini akan sangat berarti jika mampu menghasilkan penelusuran sejarah dan nilai budaya peninggalan Kanjeng Sunan Kudus yang belum tergali.
Bukan hanya pelurusan sejarah berdirinya Kudus, namun juga nilai-nilai mulia, seperti bagaimana merefleksikan gaung tipologi wong Kudus yang masyhur dengan Gus Jigang (Bagus Pekerti, tekun mengaji, dan ulet berdagang ), serta mempublikasikan kekayaan warisan budaya Kudus, misalnya mengeksplorasi artefak di sekitar Menara yang belum semuanya terbaca beserta maknanya.
Alangkah bermaknanya dandangan jika dapat demikian, soal bagaimana visualisasinya,
tentu banyak seniman Kudus yang mahir mengolahnya.
Tradisi Dandangan tahun ini diharapkan dapat lebih diisi dengan
kegiatan-kegiatan yang mengedepankan sisi budaya dan edukasi, selain kirab.
Satu hal yang perlu menjadi penekanan, yakni memberikan pemahaman sederhana kepada masyarakat tentang metodologi penentuan awal ramadhan secara singkat, mengingat selama ini Kudus dikenal memiliki banyak ahli di bidang ini.
Satu hal yang perlu menjadi penekanan, yakni memberikan pemahaman sederhana kepada masyarakat tentang metodologi penentuan awal ramadhan secara singkat, mengingat selama ini Kudus dikenal memiliki banyak ahli di bidang ini.
Mengulas sejarah dan peran Sunan
Kudus sebagai qadli kerajaan Demak juga sangat menarik menjadi materi tradisi
Dandangan, atau membagikan jadwal imsakiyah selama Ramadan.
Bila melihat ke belakang, setiap
menyambut menyambut 1 Ramadhan, di Kudus selalu digelar Dandangan, sebuah
tradisi yang berasal dari masa Kangjeng Sunan Kudus. Sejatinya, dandangan
adalah peristiwa pengumuman tentang awal bulan Ramadlan oleh Sunan Kudus yang
ditandai dengan pemukulan bedhug yang berbunyi “dhang…dhang…dhang”.
Masyarakat dari berbagai daerah menunggu pengumuman awal Ramadhan dari Kanjeng Sunan Kudus, dikarenakan beliau adalah salah seorang wali sanga yang pernah menjabat sebagai imam kelima (terakhir) masjid Demak pada akhir masa pemerintahan Sultan Trenggana dan pada awal masa Sunan Prawata.
Masyarakat dari berbagai daerah menunggu pengumuman awal Ramadhan dari Kanjeng Sunan Kudus, dikarenakan beliau adalah salah seorang wali sanga yang pernah menjabat sebagai imam kelima (terakhir) masjid Demak pada akhir masa pemerintahan Sultan Trenggana dan pada awal masa Sunan Prawata.
Dalam kedudukannya sebagai imam
masjid, tentu saja Sunan Kudus dikenal sangat alim dalam ilmu agama, terutama
fiqih dan falak.Lebih dari itu, untuk memperkaya kegiatan agar lebih dari
sekedar kirab, perlu juga dipikirkan kedalaman substansinya. Di antaranya
betapa pentingnya momentum 1 Ramadan bagi Kudus. Untuk menyegarkan ingatan,
bahwa penentuan hari jadi Kudus adalah menggunakan patokan peristiwa 1 Ramadan,
di mana di dalamnya terdapat tradisi Dandangan,” paparnya.
Terlebih dari itu mari kita menyikapi
ini budaya religi ini berdasarkan historis tanpa harus ada merugikan beberapa
aspek dan kenyamanan warga sekitar lokasi untuk beraktifitas. Semoga tradisi
Dandangan lebih menitikberatkan pada religi ketimbang niaga.
Langganan:
Postingan (Atom)